Tanya Kenapa #14: Kenapa Orang Dulu Pelit Senyum Saat Difoto?

Perbaruan: 18 Juli 2018 © Protected by COPYSCAPE

Halo sobat MUHRID. Selamat datang kembali di posting kategori Tanya Kenapa, sebuah kategori yang mencoba untuk menjelaskan kenapa sesuatu bisa terjadi dan menegaskan bahwa sesuatu terjadi karena suatu alasan dan bukan terjadi secara kebetulan. Kali ini kita sudah memasuki Tanya Kenapa yang ke-14 dan pertanyaannya adalah Kenapa Orang Dulu Pelit Senyum Saat Difoto?

Kenapa Orang Dulu Pelit Senyum Saat Difoto

Napoleon’s Family. Foto: edmerck.tripod.com

Mungkin beberapa dari sobat MUHRID yang masih tergolong remaja atau ke bawahnya juga pernah menanyakan pertanyaan yang sama seperti judul kategori Tanya Kenapa kali ini. Jika ya, berarti kita sama, hehe. Saya terpikir, saat ini para remaja begitu loyal dengan senyumnya saat berfoto ria, bahkan dikenal ada begitu banyak gaya, ada duck face, senyum tiga jari, dan lain sebagainya. –Mungkin karena mereka menerapkan pepatah senyum adalah ibadah-. Lantas, kenapa orang dulu begitu pelit senyum ketika difoto? Apakah move on dari mantan pada zaman dulu sangat sulit?

Kenapa Orang Dulu Pelit Senyum Saat Difoto?

Menurut beberapa sumber yang saya kumpulkan, ada beberapa alasan kenapa orang dulu pelit senyum ketika difoto. Berikut alasannya:

1. Tidak Berwibawa

Berfoto sambil tersenyum dianggap oleh orang zaman dulu sebagai sesuatu yang dapat menurunkan wibawa seseorang dan dianggap tidak sopan. Mereka beranggapan bahwa tersenyum saat difoto itu seperti anak-anak, orang miskin, atau pemabuk. Saya memang tidak habis pikir, kenapa hanya dengan senyum dapat menurunkan wibawa? Tapi mau bagaimana lagi, inilah persepsi orang-orang zaman dulu.

2. Teknologi Belum Canggih

Alasan kedua adalah dikarenakan teknologi kamera saat itu belum canggih. Disebutkan bahwa proses pengambilan gambar zaman dulu perlu waktu yang sangat lama, bisa sampai 30 menit, jadi terasa sangat sulit jika harus menahan senyum selama 30 menit. Berbeda dengan saat ini, ganteng dikit cekrek, manis dikit cekrek, cekrek cekrek cekrek.

3. Tidak Ingin Merusak Foto

Berkaitan dengan teknologi yang belum canggih dan dikatakan untuk berfoto memerlukan biaya yang tidak murah, maka orang dulu mungkin bisa saja hanya berfoto sekali seumur hidup. Oleh karena itu, jika memang ada kesempatan untuk berfoto, maka akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk tidak merusak foto mereka dengan tersenyum.

A photograph is a most important document, and there is nothing more damning to go down to posterity than a silly, foolish smile caught and fixed forever.

– quoted by Elizabeth Wallace in Mark Twain and the Happy Island, 1913

Selain 3 alasan di atas, ada juga alasan lain yang sebenarnya belum bisa saya terima, yaitu alasan untuk menyembunyikan kerusakan gigi dan pengaruh kondisi lingkungan yang menyedihkan seperti perang.

Untuk menyembunyikan kerusakan gigi

Saya pikir untuk tersenyum tidak selalu harus menunjukkan gigi.

Pengaruh kondisi lingkungan yang menyedihkan

Mungkin wajar untuk daerah-daerah jajahan perang, tapi untuk daerah yang menjadi penguasa seperti Belanda? Saya belum pernah menemukan foto nyonya Mener tersenyum, hehe

Nah, dari alasan-alasan tersebut, yang paling bisa saya terima adalah alasan senyum dapat menurunkan wibawa dan karena teknologi yang belum maju. Menurut kalian alasan mana yang paling masuk akal menjadi alasan kenapa orang dulu pelit senyum saat difoto?

Komentar pada artikel "Tanya Kenapa #14: Kenapa Orang Dulu Pelit Senyum Saat Difoto?"

Klik bagian ini untuk membuka riwayat komentar
Belum ada riwayat komentar pada postingan ini. Jadilah yang pertama memberikan komentar atau pertanyaan melalui form komentar di bawah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *