Pengalaman Tes Kesehatan Jiwa atau Rohani di RSUD Ulin

Perbaruan: 18 November 2018 © Protected by COPYSCAPE

Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti tes kesehatan jiwa atau rohani di RSUD Ulin Banjarmasin dalam rangka seleksi masuk program studi Apoteker di Universitas Lambung Mangkurat. Setelah mengikuti ujian masuk CBT yang diadakan oleh panitia penerimaan, besoknya kami dijadwalkan untuk mengikuti tes kesehatan jiwa/rohani di rumah sakit. Hasil tes ini nantinya digunakan untuk mendapatkan informasi apakah calon mahasiwa direkomendasikan untuk menjadi mahasiswa program studi Apoteker di Universitas Lambung Mangkurat.

Pengalaman Tes Kesehatan Jiwa atau Rohani di RSUD Ulin

Berangkat dari kota Banjarbaru pada pukul 7 pagi, akhirnya kami (saya dan teman saya) sampai di RSUD Ulin Banjarmasin dan diarahkan menuju ruang Medical Check Up (MCU) di gedung utama lantai 4. Sesampai di MCU, kami diminta untuk mengisi beberapa form untuk keperluan biodata, tujuan pemeriksaan, dan surat pernyataan mengikuti tes kesehatan jiwa. Setelah semua calon mahasiswa terkumpul sesuai dengan jam yang telah disepakati sebelumnya, sebagai peserta tes kesehatan jiwa, saya mendapatkan 1 lembar jawaban dan 1 buku yang sepertinya memang khusus untuk peserta tes kesehatan jiwa.

Pengalaman Tes Kesehatan Jiwa atau Rohani di RSUD Ulin

Ilustrasi Tes Kesehatan Jiwa atau Rohani (Saya tidak sempat jepret sana-sini)

Pada lembar jawaban, tersedia kolom (+) dan kolom (-) yang nantinya akan diberi tanda silang sesuai dengan jawaban dari 500++ pernyataan yang ada di dalam buku tes kesehatan jiwa. Peserta diinstruksikan untuk memberi tanda silang di lembar jawaban pada kolom (+) jika pernyataan sesuai dengan kondisi peserta atau kolom (-) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi peserta.

Beberapa pernyataan yang saya ingat sebagai gambaran untuk Anda yang ingin mengikuti tes kesehatan jiwa/rohani:

  • Saya merasa bahagia.
  • Orang tua saya menyayangi saya.
  • Saya merasa puas dengan kehidupan seksual saya.
  • Saya takut dengan ketinggian.
  • Nafsu makan saya baik.
  • Saya merasa orang-orang membenci saya.
  • Saya merasa ada orang lain yang menguntit saya.
  • Saya merasa mendengar suara-suara aneh yang tidak didengar orang lain.
  • Saya percaya bahwa roh bisa mempengaruhi tindakan seseorang.
  • Saya tidak masalah jika harus menunggu.
  • Saya mudah marah.
  • Saya marah jika ada orang yang mengganggu usaha saya untuk mencapai tujuan saya.
  • Saya memilih minum minuman keras jika ada masalah.
  • Saya mengonsumsi ganja.
  • dan lain sebagainya.

Awalnya saya mengira tes kesehatan jiwa berisi soal seperti soal logika, deret matematika, menggambar pohon, menggambar manusia, dan lain sebagainya layaknya tes psikotest. Ya, memang kebetulan pada brosur penerimaan tertulis tes CBT dan psikotest sebagai syarat masuk peneriman mahasiswa. Tapi untunglah, setidaknya saya tidak perlu berpikir keras lagi untuk menjalani salah satu tes masuk profesi Apoteker ini.

Oh ya, di bagian atas lembar jawaban juga ada sedikit form biodata, tujuan tes, waktu mulai dan waktu selesai mengerjakan semua soal. Jangan lupa mengisi form tersebut untuk kelancaran tes ya 😀

Waktu yang saya perlukan untuk mengisi semua kolom di lembar jawaban sekitar 1 jam. Setelah menyerahkan lembar jawaban kepada pihak rumah sakit, para peserta diminta menunggu untuk tahap tes kesehatan jiwa selanjutnya, yaitu tes wawancara jiwa.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya nama saya dipanggil untuk memasuki ruangan konsultasi bersama dokter. Di dalam ruangan konsultasi, ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh dokter, seperti:

  • Apa saja prestasi Anda selama di sekolah?
  • Apakah Anda pernah berbuat nakal selama sekolah?
  • Apakah ada pengaruh buruk yang diberikan oleh teman-teman di sekitar Anda? Sebutkan jika ada!
  • Apakah Anda pernah kesurupan?
  • Apakah Anda pernah mendengar suara-suara aneh yang tidak didengar oleh orang lain?

Dan yang terakhir, saya diperlihatkan 1 lembar kertas yang berisi 10 gambar hewan. Saya diberikan waktu sekitar 1 menit untuk melihat isi kertas itu dan kemudian diminta untuk menyebutkan 10 nama hewan tersebut tanpa melihat kertas. Selanjutnya saya dipersilakan keluar dan sudah diperbolehkan untuk pulang.

Oh ya, berbeda dengan tes kesehatan jiwa lainnya, kebetulan saya tidak mendapatkan surat pernyataan yang menunjukkan bagaimana hasil dari tes kesehatan jiwa/rohani yang sudah saya ikuti. Setelah mendapat informasi dari panitia penerimaan mahasiswa, memang disebutkan bahwa tes kesehatan jiwa tersebut hanya untuk mendapatkan rekomendasi apakah si calon mahasiwa direkomendasikan untuk menjadi mahasiswa di program studi profesi Apoteker.

Hasil akhirnya, Alhamdulillah saya diterima sebagai mahasiswa di program studi profesi Apoteker Universitas Lambung Mangkurat. Hasil tersebut juga secara tidak langsung memberikan informasi bahwa Alhamdulillah saya juga lulus di tes kesehatan jiwa/rohani yang saya ikuti. Alhamdulillah. Bagi Anda yang saat ini akan mengikuti tes kesehatan jiwa/rohani, semoga lancar dan hasilnya lulus tes tersebut, aamiin.

Komentar pada artikel "Pengalaman Tes Kesehatan Jiwa atau Rohani di RSUD Ulin"

Klik bagian ini untuk membuka riwayat komentar
  1. Noor Bayah berkata:

    Biaya nya berapa?

    1. Muhammad Riduan berkata:

      Untuk biaya saya kurang ingat pastinya berapa mba, kalau tidak salah kisaran 100rb-300rb. Kemarin dibayarkan secara kolektif oleh panitia penerimaan mahasiswa. Mba-nya mau tes kesehatan jiwa di RSUD Ulin kah?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *