Berikut ini adalah kunci jawaban dari webinar apoteker 2022-24 berjudul Addressing The Burden of CPOD yang dilaksanakan pada hari Minggu, 06 November 2022 pukul 14.00-16.30 WIB oleh PP IAI.
- Urutan soal untuk setiap peserta mungkin saja berbeda.
- Skor kuis menggunakan jawaban yang ada di bawah ini adalah 100.
- Simbol ✅ bermakna bahwa pernyataan benar dan simbol ❌ bermakna bahwa pernyataan salah.
✅ Misdiagnosis antara asma dan PPOK merupakan salah satu isu dalam pengendalian PPOK.
✅ Salah satu permasalahan dalam pengendalian dan tata laksana PPOK adalah penggunaan obat yang mengandung ICS.
✅ Formularium adalah daftar obat yang disetujui untuk digunakan sesuai dengan peraturan tertentu, mendiktekan obat resep/cakupan kelas dan/atau tingkat pertanggungan.
❌ Formularium sama dengan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) atau treatment guideline.
✅ Jika pasien memiliki 3 gejala: dyspnea (sesak napas), batuk, dan berdahak yang tak kunjung sembuh, sebaiknya minta pasien hubungi Dokter untuk memastikan diagnosis PPOK.
✅ Tidak ada perbedaan terapi tata laksana pasien stabil antara asma dengan PPOK.
✅ Tidak semua kombinasi (LABA/ICS, LAMA/LABA, SAMA/SABA) memiliki efikasi yang lebih baik vs Tiotropium tunggal.
✅ Tiotropium adalah GOLD Standard obat inhaler untuk PPOK stabil.
✅ Kombinasi Tiotropium/Olodaterol telah tersedia di JKN.
✅ Penggunaan LABA/ICS pada pasien PPOK pada pasien yang tidak tepat (eosinofil <300 sel/μL) justru akan meningkatkan risiko efek samping dan beban ekonomi.
✅ LABA/ICS dapat diberikan pada pasien PPOK yang memiliki eosinophil ≥ 300 sel/μL.
✅ Jika pasien PPOK mendapatkan resep LABA/ICS, sebaiknya kita minta Dokter untuk cek kadar eosinofil darah pasien.
✅ LABA/ICS tidak dapat diberikan pada pasien PPOK walaupun stok Tiotropium tidak tersedia karena akan meningkatkan risiko efek samping dan biaya.
✅ Lakukan rujukan jika obat yang dibutuhkan tidak tersedia.
✅ Selain obat kontroler, pasien asma dan PPOK stabil sebaiknya juga memiliki obat reliever sebagai antisipasi terjadinya serangan eksaserbasi akut di rumah.
✅ Pasien PPOK umumnya kesulitan menginhalasi obat inhaler DPI, sehingga efikasi obat kurang optimal.
✅ Ukuran partikel aerosol dan kecepatan aerosol mempengaruhi efikasi obat inhaler.
❌ Edukasi teknik inhaler dengan benar adalah tugas Dokter saja.
✅ Pasien hanya dapat diresepkan obat kemasan REFILL jika sudah memiliki alat RESPIMATA® yang versi baru (REUSABLE).
✅ Jika pasien kehilangan alat inhalernya yang reusable, maka pasien dapat diberikan obat dengan kemasan alat dengan persetujuan Dokter penanggung jawab atau komite medik atau dengan melampirkan Formulir Permintaan Khusus Penggunaan Obat.
Dengan adanya kunci jawaban webinar ini, saya berharap bisa membantu teman sejawat sekalian yang mungkin kebetulan tidak bisa menyimak paparan materi secara penuh karena ada berbagai kesibukan atau alasan tertentu.
Silakan digunakan sebagaimana mestinya dan semoga bermanfaat 😀