Tubuh manusia telah dilengkapi dengan sistem pertahanan tubuh yang bertugas untuk melawan berbagai penyakit yang mungkin bisa membahayakan tubuh. Akan tetapi, terkadang sistem pertahanan tubuh ini memberikan reaksi secara berlebihan terhadap kandungan makanan tertentu, seperti susu sapi, kedelai, seafood, dan lain sebagainya. Inilah yang menyebabkan beberapa orang mengalami alergi. Alergi adalah bentuk pertahanan tubuh yang salah yang bisa diatasi dengan penggunaan antihistamin. Pada ulasan ini, akan dibahas mengenai alergi susu yang banyak dialami oleh bayi pada tahun pertamanya. Seperti yang kita tahu bersama, sistem pertahanan tubuh bayi memang lebih sensitif. Hal ini memungkinkannya mengalami berbagai alergi.
1. Alergi Produk Susu Sapi
Alergi terhadap susu sapi bisa terjadi karena kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam produk susu sapi adalah salah satu zat kimia yang bisa memicu timbulnya alergi pada bayi atau orang dewasa. Alergi susu sapi ini sering membuat tubuh bayi lebih lemah dan menimbulkan berbagai penyakit lainnya. Menurut penelitian, ada 1 dari 50 bayi yang mengalami alergi produk susu sapi di usia sekitar 4 tahun. Alergi terhadap susu sapi yang dialami orang dewasa sangat jarang terjadi. Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuh orang dewasa biasanya lebih baik daripada daya tahan tubuh bayi.
Gejala Alergi Produk Susu Sapi
Bayi yang mengalami alergi terhadap susu sapi biasanya menampilkan berbagai gejala. Gejala tersebut muncul setelah bayi mengonsumsi susu sapi. Reaksi tubuh yang muncul akibat alergi susu sapi di antaranya adalah munculnya reaksi kulit seperti ruam, gatal-gatal, dan eksim. Selain itu, akan timbul reaksi lainnya yang berkaitan dengan pernafasan seperti nafas berbunyi atau mengi dan asma. Gejala ini muncul dalam jangka waktu cepat. Reaksinya muncul sekitar 40 menit setelah bayi mengonsumsi susu sapi. Reaksi lambat yang bisa muncul pada bayi yang mengalami alergi produk susu sapi adalah bayi gelisah dan lebih rewel, muntah, dan juga diare.
2. Alergi Produk Susu Kedelai
Anak-anak yang mengalami alergi susu sapi biasanya juga mengalami alergi terhadap susu kedelai. Menurut penelitian, 20 persen anak yang mengalami alergi produk susu sapi juga mengalami alergi terhadap susu kedelai. Hal ini tentu sangat membingungkan orangtua. Seperti yang kita tahu bersama, biasanya susu kedelai dijadikan sebagai alternatif pengganti nutrisi pada bayi yang tidak bisa mengonsumsi susu sapi. Jika bayi juga mengalami alergi kedelai, mereka tidak boleh bersentuhan sama sekali dengan produk susu kedelai.
Gejala Alergi Susu Kedelai
Pada dasarnya, reaksi tubuh terhadap zat tertentu hampir sama. Reaksi tersebut akan muncul pada kulit, saluran pernafasan, dan juga saluran pencernaan. Bayi yang mengalami alergi terhadap susu kedelai juga bisa mengalami berbagai masalah kulit seperti eksim, gatal-gatal, dan munculnya bintik merah. Reaksi cepat lain yang akan segera muncul dalam waktu 45 menit setelah mengonsumsi susu kedelai adalah gangguan saluran pernafasan, seperti asma. Dalam jangka panjangnya, tubuh bayi akan mengalami reaksi seperti diare dan perut kembung.
Jika bayi menunjukkan adanya reaksi alergi susu, sebaiknya orang tua segera melakukan tes menyeluruh ke dokter. Tes alergi pada bayi harus dilakukan sedini mungkin agar orang tua bisa menjauhkan berbagai makanan pencetus alergi tersebut. Meskipun terlihat sepele, masalah alergi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika orang tua tidak bisa mengetahui penyebab alergi, reaksi alergi yang muncul bisa semakin parah. Reaksi berlebihan pada bayi yang muncul terus-menerus akan mengganggu kesehatan si kecil. Jika tidak ditangani dengan tepat, nyawa bayi bisa saja tidak tertolong karena alergi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada umumnya alergi susu sapi atau susu kedelai hanya dialami oleh bayi. Ketika bayi beranjak dewasa, alergi ini akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, beberapa orang juga mengalami alergi produk susu yang dibawa hingga dewasa. Untuk memastikan apakah anak masih alergi atau tidak, sebaiknya lakukan tes lagi ke dokter. Tes alergi ini bisa dilakukan lagi ketika usia anak-anak menginjak 6 tahun.
Ketika bayi dinyatakan positif alergi produk susu, entah susu sapi atau susu kedelai, sebaiknya jauhkan makanan pencetus alergi tersebut. Anda mungkin khawatir bahwa bayi tidak mendapatkan nutrisi yang seharusnya mereka dapatkan. Tak perlu terlalu risau, Anda bisa mengganti nutrisi tersebut dengan bahan makanan lain. Biasanya, bayi yang mengalami alergi susu akan kekurangan protein dan vitamin D. Nutrisi tersebut bisa didapatkan dari bahan makanan lain, seperti bayam, brokoli, dan buah-buahan. Konsultasikan makanan pengganti ini kepada dokter. Dengan begitu, anak-anak tetap bisa mendapatkan nutrisi penuh untuk mendukung tumbuh kembangnya. Orang tua yang cerdas selalu punya cara untuk bisa membuat bayinya terus sehat dan tumbuh dengan baik.