Demam Top Eleven: Kita Berusaha dan Algoritma Game yang Menentukan

Perbaruan: 10 Juni 2018 © Protected by COPYSCAPE

Sebelum Anda membaca tulisan ini, saya peringatkan bahwa tulisan ini tidak termasuk posting dengan “kategori penting”. Jadi, bagi kalian yang menganggap waktu sangat berharga, silakan kerjakan aktivitas yang lain saja, hehe. Pada tulisan ini saya hanya ingin berbagi cerita -cerita yang mungkin bisa membantu saat Anda sedang susah tidur-dikarenakan ceritanya yang kemungkinan besar akan membosankan. Oke, saya mulai, di tengah padatnya jadwal kuliah dan menulis laporan, kami (anak cowok Farmasi 2012 Universitas Lambung Mangkurat) saat ini memiliki kegiatan baru yang luar biasa tidak penting. Akan tetapi, meskipun tidak penting, saya mengakui bahwa kegiatan ini lebih mengasah otak dibandingkan kuliah tengah malam.

Demam Top Eleven

Demam Top Eleven. Foto: topeleven.info

Demam Top Eleven be a Football Manager

Kegiatan baru tersebut adalah bermain game online, Top Eleven be a Football Manager. Game ini adalah game paling hot bagi anak cowok se-Farmasi angkatan 2012 saat ini. Sebelumnya, kami semua asyik bermain game Fantasy Premier League, namun karena terlalu lama menunggu jadwal liga premier Inggris akhinya kami semua merasa bosan. Dalam game Top Eleven ini, kami semua bersaing untuk memperebutkan juara 1 di masing-masing liga yang kami ikuti. Di akhir bulan ini kami tiba dipenghujung musim, itu artinya bagi klub kami yang sekarang berada di 7 besar klasemen liga, bisa bersenang hati, karena musim depan kami akan naik tingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Sebenarnya bukan untuk apa-apa, hanya sekadar ajang pamer saja, hehe.

Nah, khusus untuk saya, akhir musim ini saya rasakan dengan penuh suka duka. Sukanya karena musim depan tim saya naik tingkat ke tingkat 2 dan bisa bermain di liga Champions. Namun dukanya adalah tim saya cuman berhasil menyelesaikan musim dengan berada di urutan 2 klasemen, artinya saya gagal merebut juara 1 yang dipegang oleh klub milik manager asal Thailand. Padahal, selisih poin dengan pemuncak klasemen hanya 2 poin saja. Andaikan klub si orang Thailand tersebut bermain seri atau kalah di pertandingan terakhirnya, pastinya saya yang akan menjadi juara. Sayangnya, orang Thailand tersebut mungkin sedang hoki tadi malam, jadinya dia menang, huhuhu.

Sedih memang, tapi setelah saya sadari, mau bagaimana lagi? Untuk menghibur diri sendiri, saya coba untuk merasa puas diposisi 2. Pasti ada hikmah dari semua yang terjadi dan yang terpenting adalah saya sudah berusaha. Seperti yang orang-orang katakan, kita sebagai manusia hanya bisa berencana, berusaha, dan melakukan hal semaksimal yang kita bisa, masalah hasilnya itu Allah (Tuhan) yang menentukan. Begitu juga dalam game ini, kami sebagai manager tim sepakbola Top Eleven hanya bisa berusaha semaksimal mungkin dengan cara mengatur strategi, hasilnya tetap Tuhan dan algoritma game-lah yang menentukan.

Nah, itulah cerita pengantar tidur dari saya, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari cerita pengantar tidur ini. Oh iya, terimakasih sudah baca artikel ini sampai habis 😀

Komentar pada artikel "Demam Top Eleven: Kita Berusaha dan Algoritma Game yang Menentukan"

Klik bagian ini untuk membuka riwayat komentar
Belum ada riwayat komentar pada postingan ini. Jadilah yang pertama memberikan komentar atau pertanyaan melalui form komentar di bawah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *