Di bawah ini adalah surat terbuka untuk Barito Putera, dan terkhusus bagi yang terhormat bapak Hasnuryadi Sulaiman, Mundari Karya, Ardasya Syarifudin, Tim Pelatih Barito Putera, dan Gubernur Kalimantan Selatan bapak Sahbirin Noor. Surat berikut ditulis oleh warga Banua dengan akun facebooknya Radja Banjar di sebuah grup tertutup milik supporter Barito Putera. Surat terbuka untuk PS Barito Putera ini saya tulis ulang dengan sedikit perubahan pada kata-kata yang kurang baku dan dibagikan (tentu setelah mendapat izin dari yang bersangkutan) agar bisa dibaca oleh khalayak ramai, lebih baik lagi jika dibaca oleh orang-orang yang memang dikhususkan untuk membaca surat ini.
Surat Terbuka untuk PS Barito Putera
KEPADA SELURUH PUBLIK PENCINTA BARITO PUTERA
Khususan:
1. Hasnuryadi Sulaiman
2. Mundari Karya
3. Ardasya Syarifudin
3. Tim pelatihCC: Gubernur Kalimantan Selatan
Tidak terasa sudah setengah kompetisi TSC berjalan dan hasil yang diperoleh Barito Putera tampak di posisi klasemen saat ini. Ada rasa gundah, sedih, dan kecewa, tetapi yang paling saya rasakan adalah “TAKUT”.
Saya takut Barito Putera hancur.
Saya takut Barito Putera ditinggal supporter.
Saya takut Barito Putera ditinggal pemain.
Saya takut tidak ada lagi Barito Putera.Setelah era kebangkitan Barito dari lembah divisi 2, kiranya tahun inilah kondisi terburuk yang terjadi dimana hubungan tim dengan supporter terus menukik tajam.
Kami menyadari Barito Putera didirikan oleh H. Sulaiman HB (alm) untuk Kalsel. Kecintaan beliau dengan tim dan Kalsel ditunjukkan sampai akhir hayat. Sampai dalam kondisi keuangan sedang terpuruk pun beliau tetap konsisten memegang Barito padahal jika mau pasti ada saja yang ingin mengakuisisi Barito Putera.
Contoh yang diberikan oleh beliau lah yang menjadi semangat para supporter untuk kembali bangkit dan mendukung Barito sampai kembali menjadi besar di mata penonton walaupun tetap dianggap tim kecil oleh supporter lain.
Kebanggaan masa lalu sebagai semifinalis Ligina 1 atau kampiun Divisi Utama tak menjadikan Barito dipandang besar seperti Persib, Persija, Arema, atau Persipura.
Tapi “kebanggaan kecil” itu tetap menjadi bumbu yang membakar semangat kami terus mendukung Barito. Sekarang kebanggaan itu mulai pudar bukan karena Barito sering kalah, bukan karena Mundari Karya, bukan pula karena pemain.
Saya rasa semua sudah memberikan yang terbaik di lapangan. Akan tetapi ada perbedaan visi dan misi antara pendukung dan tim (manager/managemen/official). Ketika kalian membicarakan visi membentuk tim ini untuk 3 tahun ke depan tidak sesuai dengan implikasi di lapangan. Tak perlu panjang lebar dijelaskan sehingga kami sebagai pendukung menjadi bingung harus memahami atau diam ketika kebanggaan itu mulai tergores bukan oleh orang lain tapi oleh managemen sendiri.
Terkhusus untuk bang Mundari Karya, reputasi abang mulai dari sebagai pemain hingga sebagai pelatih tak perlu diragukan. Saat ini pun gaya bermain Barito yang agresif tak lepas dari sentuhan abang, tapi ketika hasil akhir berkhianat tentunya abang yang harus bertanggung jawab. Saya memperhatikan tidak sedikit pelatih besar yang gagal dikesempatan kedua walaupun dulu sukses dan mungkin sindrom ini berlaku buat abang. Lihatlah Mourinho yang gagal dikesempatan kedua di Chelsea atau Mancini yang gagal di Inter. Janganlah reputasi abang semakin tercoreng dan diingat dalam sejarah.
Terkhusus untuk owner dan manajemen, tak ada tim besar tanpa dukungan penonton. Tak ada tim hebat tanpa teriakan penonton, tak ada pemain yang bersemangat tanpa penonton. Kami bukanlah lawan, suara kami adalah tanda cinta. Kami TAKUT kehilangan Barito. Walaupun sumbangsih kami hanya bisa lewat teriakan atau membeli karcis yang tak seberapa nilainya tapi kami lah garis terdepan yang akan maju saat Barito disakiti. Dengarkan suara kami, jangan tutup mata dan telinga, setidaknya beri jawaban, statement, dan komitmen yang jelas untuk kami sehingga tahu harus berbuat apa di pinggir lapangan.
Terkhusus untuk gubernur Kalsel paman Birin, bapak tahu kalau Barito milik keluarga, dan bapak tahu seperti apa dedikasi kelurga H. Sulaiman HB (alm) demi sepakbola Kalsel. Kami tahu bahwa sektor batubara sedang sakit, jadi mungkin berpengaruh juga bagi Hasnur Group. Maka dari itu tolong bapak beri bantuan kebijakan atau apapun caranya supaya tim milik Kalsel yang bapak pimpin ini tetap bisa berkiprah. Saya bingung melihat tim lain yang bisa menggandeng sponsor untuk membantu tim tapi kenapa di Kalsel Barito harus berjuang sendiri dengan Hasnur Groupnya?
Coba bapak “libatkan” Bank Kalsel, Adaro, Arutmin, Pama, Buma, Sis, Jhonlin, H. Isam, H. Ijai, H. Ciut, H. Bambang, Anton Gunadi, dan lain-lain. Janganlah mereka dibiarkan kenyang di Kalsel. Cukup mereka membantu, tidak usah dengan embel-embel minta kompensasi sponsor harus dimunculkan. Itu cuma bapak yang bisa “menggandeng” mereka. Saya rasa uang 1M bukanlah nilai yang banyak bagi mereka yang telah saya sebutkan di atas dan jika mereka mau berbagi untuk Barito tentunya akan sangat bermanfaat.
Demikian, Wassalam dan terimakasih.
Surat Terbuka untuk PS Barito Putera
Saya memang bukan supporter loyal yang rela datang ke setiap pertandingan Barito Putera, tapi sebagai warga Banua saya bahagia ketika Barito Putera menang dan sedih ketika Barito Putera seri atau kalah.
Semoga bermanfaat bagi Barito Putera.