MUHRID

Tanya Kenapa #20: Kenapa Pesawat Komersil Tidak Menyediakan Parasut untuk Penumpangnya?

Kenapa Pesawat Komersil Tidak Menyediakan Parasut untuk Penumpangnya? – Halo sobat MUHRID. Selamat datang kembali di posting kategori Tanya Kenapa, sebuah kategori yang mencoba untuk menjelaskan kenapa sesuatu bisa terjadi dan menegaskan bahwa sesuatu terjadi karena suatu alasan dan bukan terjadi secara kebetulan. Kali ini kita sudah memasuki Tanya Kenapa yang ke-20 dan pertanyaannya adalah Kenapa Pesawat Komersil Tidak Menyediakan Parasut untuk Penumpangnya?

Kenapa Pesawat Komersil Tidak Menyediakan Parasut untuk Penumpangnya

Ilustrasi Parasut | Photo by Pixabay (CC0)

Seperti yang kita ketahui bersama, pesawat tempur atau pesawat militer memiliki parasut on-board yang dapat digunakan oleh penumpangnya pada keadaan darurat. Pada kasus ini, penumpang harus melompat keluar dari pesawat menggunakan parasut untuk bertahan hidup pada kecelakaan pesawat. Jika kita bandingkan dengan pesawat komersil, kenapa pesawat komersil tidak menyediakan parasut bagi para penumpangnya? Apakah keselamatan penumpang pada saat kecelakaan pesawat tidak diperhitungkan oleh maskapai penerbangan? Menarik untuk dibahas 😀

Kenapa Pesawat Komersil Tidak Menyediakan Parasut untuk Penumpangnya?

Ada beberapa alasan kenapa pesawat komersil tidak menyediakan parasat untuk penumpannya. Jawaban singkatnya dikarenakan untuk menggunakan parasut perlu latihan yang khusus dan tidak bisa digunakan oleh sembarang orang. Selain itu, menyediakan parasut untuk setiap penumpang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Benarkah penggunaan parasut perlu latihan khusus?

Jika Anda pernah menyaksikan film action yang ada adegan terjun menggunakan parasut, mungkin Anda akan berpikiran bahwa untuk menggunakan parasut tidak perlu latihan ataupun bantuan apapun. Caranya sangat sederhana, pasang parasut, melompat, kemudian tarik tali pembukanya, dan selamat. Namun sayangnya pemikiran tersebut salah besar. Percayalah, penggunaan parasut tidak sesederhana seperti apa yang ada di dalam film.

Terjun payung perlu perencanaan

Satu hal yang penting untuk diketahui adalah terjun payung adalah hal sebelumnya perlu perencanaan. Para skydiver (orang yang terjun payung) telah mengetahui dengan baik kapan mereka akan melompat dari pesawat yang sedang terbang. Sebaliknya, penumpang pesawat komersil, mereka tidak pernah tahu kapan harus melompat dan seperti apa mereka harus melompat.

Pada dasarnya, semua penumpang pesawat komersil adalah orang-orang yang tidak pernah menggunakan parasut dalam hidup mereka, tetapi harus menarik tali parasut secara tepat dan efektif hanya dalam 1-2 menit persiapan untuk melompat. Selain itu, mereka juga harus melakukan persiapan tersebut sambil mengenakan masker oksigen darurat pada keadaan darurat tersebut. Tentu hal ini juga akan terganggu karena adanya kebingungan dan keributan yang ada dalam kabin pada keadaan darurat tersebut. Jelas, untuk tetap tenang pada kondisi semacam ini perlu latihan sebelumnya.

Pesawat komersial terbang sangat tinggi

Seperti alasan sebelumnya, kegiatan skydives (terjun payung) telah direncanakan sebelumnya, pesawat tidak boleh terbang tinggi lebih dari 15.000-16.000 kaki di atas tanah. Selain itu, pesawat skydivers juga biasanya berukuran kecil dan memiliki kecepatan yang rendah. Khusus untuk pesawat militer biasanya berukuran besar, namun mereka memiliki tempat khusus pada bagian belakang pesawat bagi para skydiver untuk melompat dari pesawat dan terhindar dari benturan dengan badan pesawat. Sebaliknya, sebagian besar pesawat komersial terbang dengan kecepatan tinggi dengan ketinggian sekitar 35.000 kaki di atas tanah. Pada ketinggian ini Anda tidak akan menemukan udara untuk bernapas dan kemungkinan besar akan pingsan karena hipoksia (kondisi kekurangan oksigen). Agar penumpang dapat terjun payung tanpa mengalami hipoksia, mereka akan membutuhkan tabung oksigen, coba bayangkan bagaimana caranya? Masalah lain juga disebabkan karena pesawat komersial tidak dirancang agar para penumpang dapat keluar dari pesawat pada saat pesawat sedang terbang.

Kebanyakan Kecelakaan terjadi selama pendaratan dan lepas landas

Berdasarkan statistik, kecelakaan pesawat kebanyakan terjadi selama pendaratan dan lepas landas. Sedangkan waktu yang paling tepat untuk terjun payung dari pesawat terbang adalah pada saat pesawat tersebut sedang terbang normal di atas langit. Jadi, bagaimana?

Peralatan Terjun payung berukuran besar dan harganya mahal

Sebuah parasut memiliki ukuran yang besar dan berat. Tentu akan sangat menyulitkan jika diletakkan di bawah kursi penumpang. Selain itu, dengan ukurannya besar tentu akan memerlukan tempat yang besar pula, ditambah lagi dengan berat parasut. Penyediaan parasut bagi setiap penumpang dapat menambah berat pesawat sekitar 6.000-8.000 pound. Belum lagi, untuk terjun payung juga diperlukan perlengkapan lain seperti helm, altimeter, kacamata, dan peralatan lain yang cukup mahal. Jika hal tersebut dipaksakan, tentunya akan menambah biaya penerbangan.

Nah, kesimpulan dari semua penjelasan kenapa pesawat komersil tidak menyediakan parasut untuk penumpangnya di atas adalah menempatkan parasut pada pesawat komersial bisa dikatakan tidak layak, tidak praktis, dan tidak ekonomis. Bahkan jika mereka memaksa untuk meletakkan parasut pada pesawat komersil, kemungkinan mereka menyelamatkan penumpang pada saat terjadi kecelakaan pesawat bisa dikatakan hampir tidak ada.

Exit mobile version