MUHRID

6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Membeli Asuransi Jiwa

Manfaat asuransi jiwa bagi kehidupan masyarakat saat ini sangatlah besar. Bukan hanya memproteksi diri sendiri, tapi juga perlindungan bagi keluarga Anda. Namun, di Indonesia kepedulian akan proteksi diri melalui asuransi jiwa sangat rendah. Hanya sekitar 10% masyarakat Indonesia memiliki asuransi.

Banyak yang masih menganggap membeli asuransi jiwa sebagai pemborosan alias hal yang mubazir, padahal pendapat ini sangat salah. Uang yang Anda belanjakan untuk asuransi jiwa bukan pemborosan semata karena akan bermanfaat di masa depan.

Kesalahan Saat Membeli Asuransi Jiwa

Ilustrasi penawaran kerja sama

Bagi Anda yang sudah melek dengan pentingnya asuransi jiwa sudah saatnya mulai memilah dan memilih produk yang akan dibeli. Namun, sebelum membeli ketahui terlebih dahulu 6 kesalahan yang sering orang lakukan saat membeli asuransi berikut ini:

1. Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa Kecil

Kebanyakan orang setelah membeli asuransi tidak memperhatikan berapa uang pertanggungan (UP) asuransi jiwa yang dibeli sehingga ketika ditanya tidak bisa memberikan jawaban jelas. Padahal sangat penting mengetahui besarnya UP.

UP merupakan alasan seseorang membeli asuransi jiwa karena akan dibayarkan perusahan asuransi jika tertanggung meninggal dunia. Banyak yang beranggapan UP yang dimiliki sudah cukup besar padahal belum tentu seperti itu. Nilai UP harus memadai. Misalnya, biaya hidup Anda sekarang adalah 5 juta, berarti UP yang sesuai adalah 500 juta. Rumusnya: Biaya hidup sebulan x 100.

2. Fokus Investasi, Bukan Perlindungan Diri

Kebanyakan orang yang membeli asuransi tidak memahami dengan benar bahwa manfaat asuransi jiwa adalah untuk melindungi diri dan keluarga, dan malah menganggapnya sebagai investasi. Banyak yang menanyakan, “Berapa uang yang akan saya terima jika tidak klaim?” bukannya “Berapa nilai UP yang akan didapatkan keluarga saya saat meninggal?”.

Pemikiran seperti ini sudah salah sejak awal. Memang benar bahwa nilai investasi akan ditambahkan ke UP, tapi nilai investasi ini besarannya tidak pasti. Lebih baik fokus pada besarnya UP.

3. Tidak Semua Orang Membutuhkan Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa hanya dibutuhkan apabila Anda memiliki tanggungan yang dapat diberikan manfaat UP. Apabila belum ada yang hidupnya bergantung dengan Anda, maka membeli asuransi jiwa adalah sia-sia. Lebih baik alokasikan dana untuk membeli produk asuransi lainnya.

4. Salah Tertanggung pada Polis Asuransi

Pihak tertanggung merupakan pihak yang menjadi sumber penghasilan untuk keluarga. Jadi, ketika memasukkan nama tertanggung bukan anak atau istri yang tidak bekerja, melainkan suami atau istri yang menjadi sumber penghasilan keluarga.

Idealnya, apabila kedua orang tua bekerja, maka polis asuransi jiwa yang dibeli ada dua, satu untuk istri dan satu untuk suami.

5. Belum Perlu Unit Link

Unit link merupakan produk yang bermanfaat, tapi tidak semua membutuhkannya. Anda tidak membutuhkan unit link ketika sudah memiliki investasi aktif seperti emas, properti, atau reksadana. Atau anak muda yang masih single serta tidak memiliki tanggungan keluarga atau orang tua.

Sayang uangnya apabila digunakan untuk membayar kebutuhan yang bukan kebutuhan utama. Gunakan uangnya untuk keperluan penting atau ditabung saja.

6. Membeli Asuransi Tambahan yang Tidak Dipahami

Dalam membeli asuransi yang terpenting adalah Anda memahami fungsi dari produk tersebut. Seringkali sales asuransi akan menawarkan asuransi tambahan ketika Anda membeli asuransi. Sebaiknya, jangan membeli tambahan asuransi ini karena Anda tidak membutuhkannya apalagi tidak mengetahui juga apa fungsinya.

Mengetahui dengan baik produk yang akan dibeli sebelum mengeluarkan uang untuk membayar sangat penting dilakukan. Apalagi untuk produk asuransi yang penting bagi Anda. Sebelum membeli pertimbangkan manfaat asuransi jiwa dan perlu atau tidaknya jenis asuransi ini untuk kehidupan Anda.

Exit mobile version