Menguap adalah suatu aktivitas tubuh menghirup udara secara dalam melewati mulut. Menguap biasa terjadi saat merasa mengantuk, merasa letih, atau saat sedang bosan. Meskipun terasa seperti hal yang wajar, menguap menurut Islam bukanlah suatu hal yang sepele. Sehingga, ada adab menguap dalam Islam yang harus diketahui oleh setiap muslim, terlebih lagi adab menguap saat shalat.
Adab menguap dalam Islam yang bisa kita teladani dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berdasarkan hadits Bukhari Nomor 5758, yang artinya:
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Apabila salah seorang dari kalian bersin, lalu memuji Allah, maka kewajiban setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan; “Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu). Sedangkan menguap datangnya dari setan, dan apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaknya ia menahan semampunya, karena jika salah seorang menguap, maka setan tertawa karenanya.” (Hadits Bukhari Nomor 5758).
Hadits tentang adab menguap lainnya dapat Anda lihat pada hadits Tirmidzi Nomor 2670 dan hadits Tirmidzi 338.
Adab Menguap
Berdasarkan hadits Bukhari Nomor 5758 di atas dapat kita simpulkan bahwa menguap adalah suatu hal yang dibenci oleh Allah dan datangnya dari setan. Oleh karena itu, jika kita ingin menguap (baik saat shalat atau tidak), maka usahakan untuk menahannya semampu kita. Selain itu, adab menguap yang benar dalam Islam berdasarkan beberapa referensi dan hadits yang bisa saya kumpulkan diantaranya adalah:
1. Berusaha menahan kuapan semampunya
Adab menguap ini disebutkan secara jelas di dalam hadits Bukhari Nomor 5758 yang telah dituliskan di atas.
“… sedangkan menguap datangnya dari setan, dan apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaknya ia menahan semampunya, karena jika salah seorang menguap, maka setan tertawa karenanya.” (Hadits Bukhari Nomor 5758).
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda “Bila salah seorang dari kalian menguap saat shalat, hendaklah ditahan semampunya karena sesungguhnya setan masuk.” (Hadits Muslim Nomor 5313).
2. Menutup mulut
Hadits Ibnu Majah Nomor 958 menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian menguap hendaklah meletakkan tangan pada mulut dan jangan bersuara, sebab setan tertawa karenanya.”
Hadits Ibnu Majah Nomor 958 di atas menyebutkan untuk meletakkan tangan pada mulut ketika menguap. Adab menguap ini bisa kita lakukan saat kita sudah tidak mampu lagi untuk menahan menguap. Dengan menutup mulut, kita dapat mencegah masuknya setan melalui mulut ketika menguap.
Sebagian orang berpendapat untuk menutup mulut menggunakan tangan kiri dengan alasan sesuai hadist Abu Daud Nomor 31.
“… Tangan kanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah untuk bersuci dan makannya. Sedangkan tangan kirinya adalah untuk beristinja dan membersihkan kotoran.” (Hadist Abu Daud Nomor 31).
3. Tidak bersuara
Masih berdasarkan hadits Ibnu Majah Nomor 958 seperti pada poin 2 di atas, terdapat larangan bersuara ketika menguap. Dalam hadits lain juga disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “… apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah, dan kewajiban seorang muslim yang mendengarnya untuk mendoakan, sedangkan menguap datangnya dari setan, hendaknya ia menahan semampunya, jika ia sampai mengucapkan haaah, maka setan akan tertawa karenanya.”
Menguap tanpa menutup mulut, apalagi sampai bersuara “haah” tentu bukanlah pemandangan yang menyenangkan, selain tidak beradab secara Islam juga kurang sopan dan beradab bagi sebagian orang. Oleh karena itu, adab menguap menurut Islam ini sangat penting, selain menjalankan sunnah Nabi Muhammad juga dianggap sopan dan beradab bagi manusia.
Doa Ketika Menguap
Sejauh ini, saya tidak menemukan hadits yang membahas tentang doa atau bacaan ketika menguap.
Sebagian orang terkadang mengucapkan ta’awudz sebagai bentuk permohonan lindungan Allah dari setan. Hal tersebut didasarkan karena menguap berasal dari setan, sehingga mereka meminta perlindungan dari Allah terhadap setan. Sebagian lain mensyariatkan untuk tidak mengucapkan ta’awudz karena tidak ada contoh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para sahabatnya.