Sekilas Tentang Malam Nisfu Sya’ban dan Tata Cara Shalat Tasbih

Perbaruan: 8 Januari 2020 © Protected by COPYSCAPE

Sekilas tentang Malam Nisfu Sya’ban dan Tata Cara Shalat Tasbih, tidak lama lagi kita akan menuju bulan yang maha berkah dan suci yaitu bulan Ramadhan 1434 H, yang mana kita akan diberi kesempatan lagi untuk beramal sebanyak-banyaknya di bulan itu. Saat ini kita berada di bulan Sya’ban 1434 H, tepatnya pada hari ini tanggal 14 Sya’ban 1434 H, dan besok adalah tanggal 15 Sya’ban 1434 H (24 Juni 2013) yang merupakan hari dimana kita disunnahkan untuk berpuasa.

Tata Cara Shalat Tasbih

Sekilas Tentang Malam Nisfu Sya’ban dan Tata Cara Shalat Tasbih

Apa yang menyebabkan malam Nisfu Sya’ban ini besar artinya bagi umat Muslim? Berikut ini diceritakan seperti yang di alami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (HR. Abu Hurairah):

Kebesaran hari ini diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

“Malaikat Jibril mendatangiku pada malam Nishfu (15) Sya’ban, seraya berkata, “Hai Muhammad, malam ini pintu-pintu langit dibuka. Bangunlah dan shalatlah, angkat kepalamu dan tadahkan dua tanganmu kelangit.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bertanya,

“Malam apa ini Jibril?”

Jibril menjawab,

“Malam ini dibukakan 300 pintu rahmat. Tuhan mengampuni kesalahan orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali tukang sihir, tukang nujum, orang bermusuhan, orang yg terus menerus minum khamar (arak atau minuman keras), terus menerus berzina, memakan riba, durhaka kepada ibu bapak, orang yang suka mengadu domba dan orang yang memutuskan silaturahim. Tuhan tidak mengampuni mereka sampai mereka taubat dan meninggalkan kejahatan mereka itu.”

Rasulullah pun keluar rumah, lantas mengerjakan shalat (sendirian) dan menangis dalam sujudnya, seraya berdoa:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab dan siksa-Mu serta kemurkaan-Mu Tiada kubatasi pujian-pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu Maka bagi-Mu lah segala pujian-pujian itu hingga Engkau rela.” (HR Abu Hurairah).

Oleh karena itu, malam tersebut sangatlah baik untuk beribadah dan memohon ampunan (bertaubat) atas segala hal buruk yang kita lakukan, dan semoga Allah swt menerima segala amal ibadah dan mengampuni dosa-dosa dan kesalahan kita.

Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah).

Tata Cara Shalat Tasbih

Niat untuk shalat tasbih yang dilakukan dengan dua kali salam (2 rakaat):

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Sedang untuk yang satu kali salam (4 rakaat) sebagai berikut:

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَ

Secara umum, shalat tasbih sama dengan tata cara shalat yang lain, hanya saja ada tambahan bacaan tasbih yaitu:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

  1. Lafadz ini diucapkan sebanyak 75 kali pada tiap raka’at dengan perincian sebagai berikut.
  2. Sesudah membaca Al-Fatihah dan surah sebelum ruku sebanyak 15 kali,
  3. Ketika ruku’ sesudah membaca do’a ruku’ dibaca lagi sebanyak 10 kali,
  4. Ketika bangun dari ruku’ sesudah bacaan i’tidal dibaca 10 kali,
  5. Ketika sujud pertama sesudah membaca do’a sujud dibaca 10 kali,
  6. Ketika duduk diantara dua sujud sesudah membaca bacaan antara dua sujud dibaca 10 kali,
  7. Ketika sujud yang kedua sesudah membaca do’a sujud dibaca lagi sebanyak 10 kali,
  8. Ketika bangun dari sujud yang kedua sebelum bangkit (duduk istirahat) dibaca lagi sebanyak 10 kali. Terus baru berdiri tuk rakaat yang kedua).

Demikianlah rinciannya, bahwa shalat Tasbih dilakukan sebanyak 4 raka’at dengan sekali tasyahud, yaitu pada raka’at yang keempat lalu salam (jika dilakukan pagi hari). Bisa juga dilakukan dengan cara dua raka’at-dua raka’at (jika dilakukan malam hari), Sesuai yang diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: “Shalat malam itu, dua-dua” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim) di mana setiap dua raka’at membaca tasyahud kemudian salam.Waktu shalat tasbih yang paling utama adalah sesudah tenggelamnya matahari, sebagaimana dalam riwayat ‘Abdullah bin Amr. Tetapi dalam riwayat Ikrimah yang mursal diterangkan bahwa boleh malam hari dan boleh siang hari. Wallâhu A’lam.

Anjuran shalat tasbih ini sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam sebuah hadist dari Ibnu ‘Abbas, yang artinya:

“Dari Ibnu ‘Abbâs, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abbâs bin ‘Abdul Muththalib, ‘Wahai ‘Abbas, wahai pamanku, maukah kamu apabila aku beri? Bolehkah sekiranya aku beri petunjuk padamu? Tidakkah kau mau? saya akan tunjukkan suatu perbuatan yang mengandung 10 keutamaan, yang jika kamu melakukannya maka diampuni dosamu, yaitu dari awalnya hingga akhirnya, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang nampak …

… Semuanya 10 macam. Kamu shalat 4 rakaat. Setiap rakaat kamu membaca Al-Fatihah dan satu surah. Jika telah selesai, maka bacalah Subhanallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illallâh wallahu akbar sebelum ruku’ sebanyak 15 kali, kemudian kamu ruku’ lalu bacalah kalimat itu di dalamnya sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari ruku’ (I’tidal) baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud lagi dan baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud sebelum berdiri baca lagi sebanyak 10 kali, maka semuanya sebanyak 75 kali setiap rakaat. Lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat …

… Lakukanlah setiap hari, kalau tidak mampu lakukan setiap pekan, kalau tidak mampu setiap bulan, kalau tidak mampu setiap tahun dan jika tidak mampu maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu.” (HR. Abu Daud no. 1297).

Dari Anas bin Malik bahwasannya Ummu Sulaim pagi-pagi menemui Baginda Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, ajarilah saya beberapa kalimat yang saya ucapkan didalam shalatku, maka beliau bersabda, yang artinya:

“Bertakbirlah kepada Allah sebanyak sepuluh kali, bertasbihlah kepada Allah sepuluh kali dan bertahmidlah (mengucapkan alhamdulillah) sepuluh kali, kemudian memohonlah (kepada Allah) apa yang kamu kehendaki, niscaya Dia akan menjawab: ya, ya, (Aku kabulkan permintaanmu).” (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ibnu Abbas, Abdullah bin Amru, Al Fadll bin Abbas dan Abu Rafi’.

Abu Isa berkata, hadits anas adalah hadits hasan gharib, telah diriwayatkan dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam selain hadits ini mengenai shalat tasbih, yang kebanyakan (riwayatnya) tidak shahih. Ibnu Mubarrak dan beberapa ulama lainnya berpendapat akan adanya shalat tasbih, mereka juga menyebutkan keutamaan shalat tasbih …

… Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin ‘Abdah Telah mengabarkan kepada kami Abu Wahb dia berkata, saya bertanya kepada Abdullah bin Al Mubarak tentang shalat tasbih yang didalamnya terdapat bacaan tasbihnya, dia menjawab, ia bertakbir kemudian membaca Subhaanaka Allahumma Wa Bihamdika Wa Tabaarakasmuka Wa Ta’ala Jadduka Walaa Ilaaha Ghairuka kemudian dia membaca Subhaanallah Walhamdulillah Wa Laailaaha Illallah Wallahu Akbar sebanyak lima belas kali, kemudian ia berta’awudz dan membaca bismillah dilanjutkan dengan membaca surat Al fatihah dan surat yang lain, kemudian ia membaca Subhaanallah Walhamdulillah Wa Laailaaha Illallah Wallahu Akbar sebanyak sepuluh kali, kemudian ruku’ dan membaca kalimat itu sepuluh kali, lalu mengangkat kepala dari ruku’ dengan membaca kalimat tersebut sepuluh kali, kemudian sujud dengan membaca kalimat tersebut sepuluh kali, lalu mengangkat kepalanya dengan membaca kalimat tersebut sepuluh kali, kemudian sujud yang kedua kali dengan membaca kalimat tersebut sepuluh kali …

… Ia melakukan seperti itu sebanyak empat raka’at, yang setiap satu raka’atnya membaca tasbih sebanyak tujuh puluh lima kali, disetiap raka’atnnya membaca lima belas kali tasbih, kemudian membaca Al Fatehah dan surat sesudahnya serta membaca tasbih sepuluh kali-sepuluh kali, jika ia shalat malam, maka yang lebih disenagi adalah salam pada setiap dua raka’atnya. Jika ia shalat disiang hari, maka ia boleh salam (di raka’at kedua) atau tidak.

Abu Wahb berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Abdul ‘Aziz bin Abu Rizmah dari Abdullah bahwa dia berkata, sewaktu ruku’ hendaknya dimulai dengan bacaan Subhaana Rabbiyal ‘Adziimi, begitu juga waktu sujud hendaknya dimulai dengan bacaan Subhaana Rabbiyal A’la sebanyak tiga kali, kemudian membaca tasbih beberapa kali bacaan …

… Ahmad bin ‘Abdah berkata, telah mengabarkan kepada kami Wahb bin Zam’ah dia berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Abdul ‘Aziz dia adalah Ibnu Abu Zirmah, dia berkata, saya bertanya kepada Abdullah bin Mubarak, jika seseorang lupa (waktu mengerjakan shalat tasbih) apakah ia harus membaca tasbih pada dua sujud sahwi sebanyak sepuluh kali-sepuluh kali? Dia menjawab, tidak, hanya saja (semua bacaan tasbih pada shalat tasbih) ada tiga ratus kali. (HR. Tirmidzi no. 481).

Tata Cara Shalat Tasbih

Kedua hadits di atas adalah hadits yang menjelaskan tata cara shalat tasbih. Intinya, shalat tasbih dilakukan dengan 4 raka’at. Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa shalat tasbih jumlahnya empat raka’at dan tidak boleh lebih dari itu.

Nah, itulah apa yang dapat saya bagikan tentang malam Nisfu Sya’ban dan Tata Cara Shalat Tasbih.

Komentar pada artikel "Sekilas Tentang Malam Nisfu Sya’ban dan Tata Cara Shalat Tasbih"

Klik bagian ini untuk membuka riwayat komentar
Belum ada riwayat komentar pada postingan ini. Jadilah yang pertama memberikan komentar atau pertanyaan melalui form komentar di bawah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *